Jakarta – Menjelang mudik lebaran tahun 2025, aparat kepolisian telah mempersiapkan Operasi Ketupat 2025 dengan komitmen tinggi untuk menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas nasional.
Diumumkan oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, bahwa Operasi Ketupat 2025 akan terjunkan sebanyak 93.000 personel untuk menghadapi dan mengatur kompleksitas pergerakan jutaan pemudik di seluruh negeri.
“Jumlah personel selama operasi semua operasi ketupat ini sekitar 93.000 itu belum stakeholder lainnya, sehingga pada titik-titik kursial baik itu black spot, trouble spot tempat-tempat Itulah yang dikelola betul dijaga betul karena ini operasi ketupat pasti ramai karena ramai, tempat-tempat itulah dilakukan Pejagan terutama juga pada saat H + 2 lebaran,” ujar Irjen Pol Agus Suryonugroho pada Selasa (11/3/2025).
Perluasan personel ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap aspek keamanan dan pengaturan rekayasa lalu lintas dapat dihadapi dengan baik, terutama pada titik-titik rawan kemacetan dan kecelakaan. Tahun ini, Operasi Ketupat juga dihadapkan pada tantangan unik, dengan Hari Raya Nyepi yang bersinggungan dengan pelaksanaan operasi.
“Pengaturan rekayasa arus lalu lintas yang dari Banyuwangi Ketapang menuju ke Bali ini ada mekanisme yang harus diatur sehingga pada tanggal 28 yang ke Bali sudah mulai ditutup,” imbuh Kakorlantas.
Kakorlantas mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan roda dua selama masa mudik untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Selain itu, terdapat kebijakan terkait operasional kendaraan besar sumbu 3 yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama, di mana kendaraan tersebut tidak akan diizinkan beroperasi di jalan tol maupun jalan nasional selama Operasi Ketupat berlangsung.
“Kami semua mengharapkan untuk tidak mudik dengan roda dua ya karena rentan kecelakaan. Pemerintah melalui SKB operasional kendaraan besar sumbu 3 untuk tidak beroperasi selama operasi baik itu di jalan tol dan di jalan nasional,” jelasnya.
Penekanan pada budaya tertib lalu lintas selama mudik menjadi aspek penting dalam peningkatan keamanan dan kenyamanan, di mana Kakorlantas menekankan bahwa “Lalu lintas itu adalah cermin budaya bangsa jadi mudik ini momentum memeriahkan kebangsaan kita bahwa kita tertib atau tidak kalau ini tertib aman nyaman bahagia pada saat mudik.”
Untuk mendukung kelancaran arus mudik, kebijakan Work From Anywhere (WFA) juga diterapkan agar pemudik dapat memilih waktu keberangkatan yang lebih awal dan mengurangi kepadatan lalu lintas. Kakorlantas juga menyarankan pemanfaatan kebijakan ganjil-genap dengan bijak untuk mendistribusikan volume kendaraan.
Dalam persiapan mudik, Kakorlantas menghimbau pemudik untuk menyiapkan kendaraan mereka secara matang. “Kami mengharapkan para pemudik di samping mempersiapkan kendaraan kesehatan manakala menggunakan jasa angkutan gunakan jasa angkutan yang aman yang resmi yang betul-betul jangan menggunakan travel gelap, kalau menggunakan moda transportasi yang nyaman baik itu di udara darat laut tentunya yang terbaik untuk keselamatan,” tutupnya.
