JAKARTA – Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto menghendaki kepada semua jajarannya untuk lakukan koordinasi bersama dengan Pemda setempat berkenaan bersama dengan pengaturan operasional pasar tradisional, PKL, dan warung makan di jaman PPKM Level 4.
Menurut Arief, koordinasi selanjutnya agar ditemukan solusi untuk pengaturan protokol kesegaran (prokes) yang pas untuk diterapkan di pasar rakyat.
“Koordinasi bersama Pemda dan Dinas Pasar. Lakukan pengurangan kuantitas pedagang di pasar lantas dibuatkan atau usulkan lokasi perluasan di luar pasar hingga pengaturan parkir,” kata Arief kepada awak media, Jakarta, Selasa (27/7/202).
Selain itu, Arief juga mengedepankan soal dimaksimalkannya pelaksanaan Operasi Aman Nusa II Lanjutan, perihal dengan penanganan Pandemi Covid-19.
“Intensifkan hasil Ops Aman Nusa II, jalankan bersama konsisten, pro-aktif dan koordinatif,” ujar Arief.
Arief menegaskan, selama penerapan PPKM Level 4 bagaimana Peran Polri kurangi beban masyarakat. Dalam hal ini, penyaluran bantuan sosial, sembako yang wajib dikawal semuanya sampai tepat sasaran.
Oleh karena itu, pelaksanaan Operasi Aman Nusa II Lanjutan ini Arief menghendaki agar jajaran berkoordinasi bersama dengan Forkompimda, kolaborasi dan sinergitas.
“Polri agar mendinamisasi sinergitas seluruh komponen. Dan tak kalah perlu kesegaran dan keselamatan personel diutamakan,” ucap Arief.
Lalu kemudian, Arief menjelaskan, dalam rangka peningkatan kepatuhan penduduk pada prokes merupakan aspek mutlak dalam penurunan kuantitas kasus positif. Dengan cara, lakukan sosialisasi dan edukasi masif baik secara langsung dengan mobil patroli maupun melalui sarana sosial.
“Dilakukan pada komunitas level terkecil, penegakan prokes dilaksanakan bersama cara humanis, menjauhi langkah arogan,” kata Arief.
Dalam pelaksanaan 3T, Arief mengarahkan supaya mengintesifkan pada level PPKM Mikro bersama berkoordinasi kepada 4 pilar. Lalu bentuk tracer untuk melaksanakan tracing sekaligus lakukan sosialisasi atau edukasi prokes dan menegaskan ketersediaan alat testing (antigen/PCR).
Sejauh ini, kata Arief, kuantitas tracer di 34 Polda berjumlah 61.217, yang terbagi 58,929 tracer di lapangan 2,288 tracer di ruang digital.
Pelaksanaan vaksinasi juga ikut menjadi atensi, untuk itu sehingga personel menyimak dan menegaskan kuantitas warga yang sudah dilaksanakan vaksin. Arief utamakan agar akselerasi vaksinasi di elaborasi sehingga obyek herd immunity langsung tercapai, di komunitas.